JejakRakyatnews -Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi Pertamax yang mulai diresmikan sejak Sabtu (10/8/2024) menuai respon dari warga masyarakat. Sebagian masyarakat merasa kenaikan harga BBM nonsubsidi itu menambah beban hidup, terutama bagi mereka yang menggunakan sepeda motor untuk aktivitas sehari-hari.
Sejumlah warga, khususnya menyuarakan keluhan mereka atas kenaikan ini. Salah satunya seorang pengendara sepeda motor bernama Rohani (43). Ia merasa kenaikan harga Pertamax menambah beban hidupnya yang sudah sulit.
Pendapatan Rohani yang tidak menentu membuatnya semakin khawatir harga kebutuhan pokok bisa merangkak naik karena dipicu oleh kenaikan harga BBM.
“Kalau BBM sudah naik, biasanya harga barang-barang lain juga ikut naik. Saya semakin sulit atuh ya mengatur pengeluaran, mana pendapatannya tidak ada,” ujarnya Minggu (11/8/2024).
Warga lainnya, juga merasakan dampak kenaikan harga Pertamax ini.
Dengan penghasilan yang tidak menentu, Risman terpaksa harus mencari cara untuk menghemat pengeluaran sehari-hari.
“Ia harus mengurangi frekuensi bepergian menggunakan kendaraan pribadi dan memilih untuk menggunakan transportasi umum. โSekarang, saya harus naik angkot, kereta, karena untuk membeli bahan bakar motor saja harus berpikir dua kali,” katanya.
.Ia juga mengeluhkan minimnya pemberitahuan tentang kenaikan harga ini, yang menurutnya terkesan mendadak.
Masyarakat terima atau enggak, intinya kita harus mengikuti kan,” tambahnya dengan nada pasrah, seorang pengemudi ojek online, mengaku keberatan dengan kenaikan harga Pertamax. Namun, dia tidak punya pilihan selain mengikuti keputusan tersebut. “Motor saya sudah pakai RON 92, kalau pakai Pertalite performanya jadi kurang maksimal, dan saya khawatir mesin cepat rusak. Mending keluar uang lebih, tapi motor tetap prima,” ungkapnya.
Untuk menjaga performa mesin motornya tetap optimal adalah hal yang tidak bisa ditawar, meskipun itu berarti mengeluarkan biaya lebih banyak untuk BBM